Surat Sahabat


Dear sahabatku..
yang entah sampai sekarang masih menganggapku sahabatnya atau tidak, yang jelas aku akan selalu menganggapmu sebagai sahabatku yang tak akan pernah sirna dalam hatiku..
aku merasa bahagia karena bisa mengenalmu, kau adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan padaku sebagai pengganti malaikat tanpa sayap. Kau membuat hidupku semakin berwarna, tanpamu disisiku aku tak yakin dapat tersenyum menghadapi hari-hariku. Tanpa hadirmu aku takkan bisa dengan segera bangkit dari keterpurukan, tiada seorangpun yang dapat mengulurkan tangannya ketika ku terjatuh selain engkau.

Sahabat..
Kau bagaikan pelita di saatku tak dapat melihat dalam kegelapan, aku ingat ketika aku jatuh dalam kegelapan cinta kau dengan ikhlas mengulurkan tangan untuk menggapai dan membantuku untuk tetap berdiri. Kau bagaikan seorang bodyguard yang selalu melindungiku dari segala bentuk ancaman, aku ingat ketika kau dengan bijak memperingatkanku bahwa “dia” seorang playboy, meskipun aku selalu mengabaikanmu dan berpikir negatif tentangmu. Kau bahkan dengan sabar dan ikhlas menguatkanku ketika aku menangisi “kebenaran perkataanmu”. Kau bagaikan seorang adik yang selalu menjahiliku tapi aku tetap bahagia.

Sahabat..
Aku selalu ingat kejadian-kejadian itu,  disaat kau mengusap air mata yang mengalir dipipiku, disaat kau memberikan pundakmu sebagai tempatku bersandar, disaat kau menangis ketika mendengar keluh-kesahku, disaat kau memaafkanku meskipun aku telah menyakiti hatimu. Aku akan selalu ingat nasehat-nasehatmu, aku janji takkan melupakan semua kebaikanmu sampai raga ini meninggalkan tubuh ini.

 Sahabat..
Aku rindu akan kejahilanmu, aku rindu akan canda-tawamu, aku rindu akan omelanmu, aku rindu akan curhatan-curhatanmu, aku rindu akan kekonyolamu, aku rindu akan hadirmu, aku rindu masa-masa kita bersama, aku rindu.. aku rindu dengan semua yang pernah kita alami.
Sahabat..
Andai aku dapat memutar kembali waktu, aku ingin kembali ke masa itu, dimana kita bersama tersenyum menatap dunia, menangis menatap kesedihan. Aku tak pernah menyia-nyiakan waktuku bersamamu, bersama kita dapat menghadapi masalah yang tengah melanda.

 Sahabat..
Aku bersikap seolah-olah “cuek” dengan apa yang terjadi agar kau tegar dalam menghadapi masalahmu. Jika datang seorang malaikat dan bertanya apa permintaanmu? Aku akan meminta kepadanya untuk selalu menjagamu dan memastikan agar tak ada  lagi tetesan air mata yang mengalir dipipimu, itu akan sangat menyakitkan hatiku sebab aku pasti takkan sanggup melihatmu menangis.

Sahabat..
Maafkan aku jika sering membuatmu terluka, maafkan aku yang pernah dan sering membuatmu menangis, maafkan aku yang sering tidak mendengarkan nasehatmu, maafkan aku jika tak pernah menjadi sahabat yang baik.

Sahabat..
Melepaskanmu adalah hal terbodoh yang akan membuatku menyesal seumur hidupku. Aku lebih baik tidak pernah mengenalmu daripada harus melupakanmu. Sahabat.. aku mohon tegur aku jika aku mulai sombong dan mulai melupakanmu sebab aku masih membutuhkan sahabat sepertimu sampai kapanpun. Makasih karena telah hadir dan lengkapi hiduku dan karena mau jadi sahabatku.

0 Response to "Surat Sahabat"

Posting Komentar